Selasa, 23 April 2013

HUKUM MIM MATI















HUKUM MIM MATI(مْ )

Apabila mim yang mati (مْ ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah, maka akan mempunyai tiga hukum bacaan yaitu;

1. Idzhar Syafawi
2. Idghom Mimi
3. Ikhfa’ Syafawi



1
. Idzhar Syafawi 
 


Idzhar  artinya jelas dan terang. Syafawi artinya bibir

Idzhar Syafawi terjadi apabila mim mati bertemu dengan huruf hijaiyah selain mim dan ba, maka dinamakan Idhzar Syawafi.


Idzhar Syafawi merupakan sifat huruf  mim sukun مْ  , yaitu jelasnya suara mim(bukan suara bunyi lain) ketika huruf mim sukun  bertemu selain huruf ba' (ب ) dan mim ( م ).

Durasi pembacaan Idzhar Syafawi sama dengan durasi pembacaan huruf sukun biasa, yaitu hanya 1 ketukan saja.


Berikut ini adalah contoh bacaan Idzhar Syafawi:

Cara membacanya, مْ  sukun harus dibaca dengan suara jelas atau terang terutama huruf itu adalah  fa’ (ف  )  dan wawu (و ) sebab kedua huruf itu tempat keluarnya sama-sama berada dibibir.



Cara membaca Idzhar Syafawi adalah sebagai berikut:


Penggalan ayat tersebut di atas terdiri atas 15 huruf. Namun, karena ada se buah tanwin (yang dibaca Idzhar Halqi) dan mad maka ketukan bertambah 2 menjadi 17 ketukan.  Oleh karena penggalan ayat di atas harus dibaca dengan 17 ketukan yang rata dan konstan. Ingat … bahwa tiap huruf mempunyai hak ketukan yang sama, dan prinsip ketukan adalah rata dan konstan.
 
Bacaan Idzhar Syafawi terjadi pada ketukan ke-4, dimana ‘Mim Sukun’ bertemu huruf  ‘Hamzah’. Huruf  ‘Mim Sukun’ pada ketukan ke-4 dibaca dengan bunyi ‘m’ yang jelas. Ia mempunyai hak 1 ketukan saja.
 
Bacaan Idzhar Syafawi juga terjadi pada ketukan ke-13, dimana ‘Mim Sukun’ bertemu huruf  ‘Nun’. Huruf  ‘Mim Sukun’ pada ketukan ke-13  dibaca dengan bunyi ‘m’ yang jelas. Ia mempunyai hak 1 ketukan saja.

Huruf  ‘Mim  Sukun‘ pembacaan bunyi konsonannya akan maju ke ketukan sebelumnya, namun hak ketukan tetap diberikan kepadanya. Hal itu terjadi agar tidak ada pemanjangan suara sebelum huruf mati. Karena bila ada mad (suara dipanjangkan) menuju huruf mati, pembacaan seperti itu adalah Salah.

Panduan praktek membaca  Idzhar Syafawi adalah sebagai berikut:

  • Pada ketukan ke-3, kita akan mengucapkan “hum”. Tahan bibir  pada posisi huruf  “m” hingga ketukan ke-4 selesai. Lepaskan bibir  dari posisi huruf  “m” sebelum jatuh pada  ketukan ke-5, saat kita harus mengucapkan “aj”. Bunyi “m” pada ketukan ke-3 atau ke-4 tidak boleh dipantulkan.
  • Pada ketukan ke-12, kita akan mengucapkan “mam”. Tahan bibir  pada posisi huruf  “m” hingga ketukan ke-13 selesai. Lepaskan bibir   dari posisi huruf  “m” sebelum jatuh pada  ketukan ke-14, saat kita harus mengucapkan “nu”. Bunyi “m” pada ketukan ke-12 atau ke-13 tidak boleh dipantulkan.


2. Idghom Mimi 

Dinamakan idghom Mimi karena dalam proses idghomnya huruf mim dimasukkan ke dalam huruf mim pula. Idghom Mimi disebut juga dengan IIdghom Mutamatsilain yaitu “dua huruf yang sama”.


Idghom Mimi merupakan sifat "Mim Mati (
مْ )  yaitu hilang atau leburnya bunyi
م  ketika bertemu dengan huruf “mim (م  )”.

Durasi pembacaan Idghom Mimi adalah 2 mad atau 4 ketukan.


Definisi Idghom mimi: Memasukkan mim pertama ke mim kedua, sehingga kedua mim tersebut menjadi satu mim yang  bertasydid, dengan tasydid yang agak lemah untuk mewujudkan ghunnah.


Berikut ini adalah contoh bacaan Idghom Mimi : 
 :         
Cara membacanya : mim pertama yang mati dimasukkan kepada mim yang kedua dengan disertai suara dengung (ghunnah).

Pada ketukan ke-5 kita membaca ‘hum’.  Pertahankan bibir  pada posisi bunyi ‘m’ hingga ketukan ke-9. Bunyi ‘m’ akan lepas bersamaan dengan bunyi ‘minj’ pada ketukan ke-9. Bunyi ‘m’ dari ketukan ke-5 hingga ketukan ke-9 tidak boleh terputus. Itulah yang disebut dengan bunyi Idghom Mimi

Dengung terjadi pada bunyi ‘m’ dengan durasi 4 ketukan.

   Idghom ini juga dinamakan Idghom Mutamatsilain yaitu “dua huruf yang sama”.


3. Ikhfa’ Syafawi

Ikhfa berarti samar, dan syafawi berarti bibir.

Ikhfa’ Syafawi merupakan sifat dari "Mim Mati
( مْ  )" adalah samarnya suara “
Mim ( مْ ) ketika bertemu dengan huruf  “Ba' (ب )”. 

Syarat Ikhfa Syafawi:
Pertama: Apabila huruf
“ba' (ب )” berada setelah "Mim Mati ( مْ  )"
Kedua: Terjadi diantara dua kata
.
Ketiga: Terjadinya proses ghunnah.
 
Durasi pembacaan Ikhfa’ Syafawi adalah 2 mad atau 4 ketukan.

Berikut ini adalah contoh bacaan Ikhfa’ Syafawi:


Cara membaca Ikhfa Syafawi 

Cara membaca atau melafadzkannya, sewaktu mendengungkan مْ  sukun   sudah menempati makhrojnya huruf ba' (ب ).


Pada ketukan ke-5 kita mengucapkan ‘him’. Pertahankan bibir pada posisi pengucapan “m” hingga ketukan ke-9. Bersamaan dengan pengucapan ‘bi’ pada ketukan ke-9, bunyi ‘m’ pun menghilang. Bunyi ‘m’ dari ketukan ke-5 hingga menjelang ketukan ke-9 tidak boleh terputus. Jadi suaranya berdengung pada bunyi ‘m’. Itulah yang disebut dengan suara Ikhfa Syafawi

Dinamakan syafawi karena tempat keluarnya huruf
ba'(ب) dan mim(م) itu adalah pada dua bibir.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar