Kamis, 25 April 2013

IDGHOM

IDGHOM (ﺇﺩﻏﺎﻡ)

Idghom menurut bahasa adalah:"Memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu"

Idghom menurut istilah adalah: "Mengucapkan dua huruf menjadi satu huruf, sedangkan huruf yang kedua menjadi bertasydid.

Idghom 
ialah memasukkan bunyi sebuah huruf ke dalam bunyi huruf berikutnya, sehingga yang dilahirkan bukan bunyi huruf pertama, melainkan bunyi huruf kedua. Lebih tepatnya idghom yang disampaikan disini disebut Idghom Saghir dengan sifat yaitu huruf yang pertama mati sedangkan huruf yang kedua mempunyai baris.

Berdasarkan tempat keluar huruf dan sifat-sifat yang dimiliki, idghom dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Idghom Mutamatsilain
2. Idghom Mutajanisain
3. Idghom Mutaqoribain 

 
Uraian:

 
1. Idghom Mutamatsilain
 


Idghom Mutamatsilain (yang serupa) yaitu pertemuan antara dua huruf yang sama,  baik makhrajnya (tempat keluarnya) dan sifatnya.

Dan cara membacanya: 

Dengan memasukkan huruf yang pertama kepada huruf yang kedua sehngga menjadi satu huruf dalam pengucapan, bukan dalam tulisan.  Cara memasukkan huruf dilakukan dengan mentaydidkan huruf yang kedua.

Kemudian apabila proses idgham ini terjadi pada huruf yang termasuk huruf Qalqalah, maka suara qalqalahnya menjadi tidak tampak.

Contoh:


كْ (mati) bertemu ك
QS.   4:87 
يُدۡرِكْكُّمُ   
تْ (mati) bertemu  ت, QS.  2:16;    رَبِحَتۡ تِّجَارَتُهُمۡ
عْ (mati) bertemu  
ع , QS. 18:78;   مَا لَمۡ تَسۡتَطِعْ عَّلَيۡهِ
دْ  (mati) bertemu   د  , QS.  5 : 61;  وَقَدْ دَّخَلُوۡا
ذْ  (mati) bertemu   ذْ  , QS 21 : 87;   اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا

Pengecualian:
Bila huruf Wawu mati bertemu dengan Wawu hidup, dan Ya’ mati bertemu dengan Ya' hidup, maka tidak boleh diidghomkan kepada huruf keduanya, tetapi harus dibaca mad, sebagaimana kesepatan ulama qurro’, hal ini dikarenakan agar sifat huruf mad itu masih tetap dan tidak hilang.

Contoh ; ِفىْ يَوْ مٍ dan قَالُوْا وَهُم  

2. Idgham Mutajanisain(ﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ)

 Mutajanisain artinya dua hal yang sejenis.


Pengertian Idgham Mutajanisain adalah bertemunya dua huruf yang sama makhrojnya,  tetapi berbeda sifatnya. 

Huruf-huruf yang masuk ke dalam idgham mutajanisain ialah:


1. ط - ت - د
ظ - ث - ذ .2  
3. م - ب.

Kedelapan huruf tersebut berasal dari tiga kelompok makhraj huruf yang berbeda, yaitu:
1. Huruf  ba' dan mim berasal dari makhraj asy-syafatain (dua bibir)
2. Huruf ta', tha', dan dal berasal dari makraj al-lisan, tepatnya pada ujung lidah yang bertemu dengan pangkal gigi seri atas.
3. Huruf dzal, zha' dan tsa' berasal dari makhraj al-lisan, tepatnya pada ujung lidah yang bertemu dengan ujung gigi seri atas.

Cara membaca idgham mutajanisain yaitu dengan memasukkan suaru huruf yang pertama kepada huruf yang kedua seingga menjadi satu huruf dalam pengucapan, bukan dalam tulisan.

Contoh:

تْ (mati) bertemu د , QS. 10:89;  قَالَ قَدۡ اُجِيۡبَتۡ دَّعۡوَتُكُمَا
تْ (mati) bertemu ط , QS.  3:72;  وَقَالَتۡ طَّآٮِٕفَةٌ مِّنۡ اَهۡلِ 
طْ (mati) 
bertemu ت , QS   5:28لَٮِٕنۡۢ بَسَطْتَّ اِلَىَّ يَدَكَ
ذ  (mati)
bertemu ظ , QS. 4:64;   اَنَّهُمۡ اِذْ ظَّلَمُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ 
بْ  (mati) bertemu م , QS.11:42;  يّٰبُنَىَّ ارۡكَبْ مَّعَنَا

 Catatan:
Menurut Imam Hafs ‘an ‘Ashim lafadh َبسَطْتَ ~ Yasath-ta, dibaca dengan Idghom Naqish, yaitu sifat huruf tho’ (Isti’la’) masih tetap tampak..
Adapun kalimat ِاِرْكبْ مَّعَنَا ~ irkamm-mma'anaa, menurut Imam Hafs ‘an ‘Ashim cara membacanya harus diidghomkan dan disertai dengan dengung

3. Idghom Mutaqoribain (
ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ ) 

Mutaqoribain artinya dua hal yang berdekatan.

Pengertian Mutaqoribain adalah bertemunya dua huruf yang berdekatan makhrajnya tetapi sifatnya berlainan.
Huruf-huruf yang masuk ke dalam idgham Mutaqoribain ialah: ل  ر

Contoh:
ل (mati) menghadapi ر ,  QS. 17:80; وَقُلْ رَّبِّ اَدۡخِلۡنِىۡ
قْ (mati) menghadapi ك ,   QS. 77:20;  اَلَمۡ نَخۡلُقۡكُّمۡ مِّنۡ مَّآءٍ مَّهِيۡنٍۙ


https://www.youtube.com/watch?v=yAj-NvhL8zs
Belajar Tajwid Mudah (idgham mutamasilain,mutaqaribain,mutajanisain)




TAFKHIM DAN TARQIQ

TAFKHIM DAN TARQIQ

Di dalam membaca Al-Quran, kita memerlukan pengetahuan tentang Tafkhim dan Tarqiq, karena hal ini termasuk bagian dari kesempurnaan tilawah.

Tafkhim menurut bahasa, berarti menebalkan. Menurut istilah tajwid, gambaran tentang tebalnya bunyi huruf, seakan-akan bunyi tersebut bagaikan memenuhi semua rongga mulut sedangkan Tarqiq adalah lawan Tafkhim yaitu menipiskan suara.


Ulama Tajwid menjelaskan tiga hal yang harus di Tafkhim dan Tarqigkan yaitu: : 


I.   Huruf-huruf Isti'la'
 

II:  Lafadh Jalalah
III: Huruf Ro'


Penjelasan:

I. Huruf-huruf Isti'la'(Warna Kuning)




Huruf-huruf isti’la  yaitu huruf-huruf yang terjadi dengan menaikkan sebagian besar lidah kelangit-langit sewaktu melafadzkannya.

Hurufnya ada 7, yang tergabung dalam kalimat: خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ ~ khush-ṣha ḍhaghṭin qiz, yaitu kha' (خ), ṣhad (ص), ḍhad (ض), ghayn (غ), ṭho' (ط), qaf (ق), dan za' (ظ).

Semua huruf Isti'la' harus "DIBACA TAFKHIM".  


Pembacaan Tafkhim pada huruf Isti'la' ada dua tingkatan:


A. Tingkatan Tafkhim yang kuat.

B. Tingkatan Tafkhim yang lebih ringan
.


Penjelasan :


A. Tingkatan Tafkhim yang kuat.

1. Fathah, contoh صِرَاطَالَّذِينَ,
غَيْرِلْمَغْضُو

2. Dhommah,    contoh
لْمَغْضُو, يُنْفِقُونَ, قُلُو

3. Sukun, jika sebelumnya huruf berharakot fathah atau dhommah,  contoh  لْمَغْضُو, مُصْلِحُونَ

B. Tingkatan Tafkhim yang lebih ringan.

Tingkatan Tafkhim yang lebih ringan, ketika huruf-huruf Isti'la' ini berharakat ;

1. Kasroh, contoh
قِيلَ لَهُمْ, طِينِهِمْ, يُبْصِرُونَ

2. Sukun, dimana huruf sebelumnya berharakot kasrah, 

contoh    مِصْرًا, وَلَقَدِاصْطَفَيْنَاهُ

3. Nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Isti'la' kecuali ghain dan kha, يُنْصَرُو , لُواانْظُرْ , مِنْ قَبْلِهِمْ ,  أَنْ طَهِّرَ

Sebaliknya, seluruh huruf Istifal(Warna abu-abu) harus "DIBACA TARQIQ", kecuali Ro', dan Lam (Pada Lafadz Jalalah).


II. Lafadz Jalalah



Yang dimaksud dengan lafadz Jalalah adalah kalilmat
الله.  

Al-Jalalah artinya adalah  Kebesaran atau Keagungan.

A. Lafadz Jalalah dibaca Tafkhim  apabila keadaannya sebagai berikut;

1. Berada di awal susunan kalimat, atau disebut mubtada',  
contoh ;
                                              .

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ  (Al-Baqorah 255)

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ  ۚ  (QS. An-Nur: 35)


2. Bila Lafadz Jalalah berada setelah huruf berharakat fathah, contoh,

  قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (QS. Al-Ikhlas:1)

 

3. Bila lafadz Jalalah berada setelah huruf berharakat dhommah, contoh ;

 مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ  (QS. Al-fath:29)

 نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ  (QS. Al-Humazah:6)


B. Lafadh Jalalah Dibaca Tarqiq (Dibaca Tipis)

Menurut istilah ialah mengucapkan dengan menarik bibir sedikit mundur sehingga menjadi agak meringis.

Bacaan tarqiq manakala Lafadz Jalalah terletak sesudah harakat kasrah.

Contoh:
بِسْمِ ا للهِ~ Bismillah ;      وَ ِلله~ Walillah



Tetapi Huruf Lam yang bukan pada Lafadz Jalalah, baik didahului huruf yang bertanda baca kasrah, fathah maupun dommah, tetap harus di baca tarqiq atau di baca tipis





A. Ro' dibaca Tafkhim apabila keadaannya sebagai berikut,


1. Berharokat fathah contoh, رَبِّ الْعَالَمِينَ (Al-Fatihah 1)

2. Berharokat dhommah.  contoh,   نَ كَفَرُوا (Al-Baqarah: 6)

3. Ro' sukun, sebelumnya berharakat fathah, contoh ; 
  فِي الْأَرْضِ  (Al-Baqarah: 11)

4. Ro' sukun sebelumnya berharokat dhommah,contoh : تُرْجَعُونَ  (Al-Baqarah: 28)

5. Ro' sukun sebelumnya hamzah washol, contoh :  ارْجِعِي(Al-Fajr:28)

6. Ro' sukun sebelumnya huruf berharokat kasrah dan sesudahnya huruf Isti'la' tidak berharokat kasrah dan berada dalam satu kata, contoh   ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ

7. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya huruf harokat fathah, contoh الْكَوْثَرَ   (Al-Kautsar: 1)

8. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya huruf harokat dommah, contoh: التَّكَاثُرُ
(At-Takaatsur: 1)


9. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya alif, contoh : الْأَنْهَارُ ۖ  ,أَصْحَابُ النَّارِ  (Al-Baqarah: 39, 11)

10. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya wawu, contoh :  فِي الْقُبُورِ & فِي الصُّدُورِ  (Al-'Aadiyaat:9 dan 10 )


11. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya huruf mati dan didahului oleh huruf fathah, contoh:   وَالْفَجْرِ (Al-Fajr:1) , وَالْعَصْر (Al-'Ashr: 1),

12. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya huruf mati dan didahului oleh huruf  dhommah, contoh :   خُسْرٍ (Al-'Ashr: 2)

Catatan:

Huruf  berbaris kasrah ‘aridhah ( kasrah yang bukan aslinya), yaitu seperti kasrah yang ada pada hamzah dari sebagian fi’il amr. Hamzah tersebut. dinamakan Hamzah washal, karena bila diwashalkan/disambung, hamzah itu hilang.


Contoh:  
       
 فَارْجِعُوْا  disambung  اِرْجعُوْا
وَارْفَعُوْا  disambung   اِرْفَعُوْا


B. Ro' Yang boleh dibaca Tafkhim atau Tarqiq :

1. Ro' sukun sebelumnya berharokat kasrah dan sesudahnya huruf Isti'la' berharokat kasroh, contoh:   فِرْ قٍ

Lafadz  فِرْ قٍ  dibaca tebal karena ro’ sukun  bertemu dengan huruf Isti’la’.   Dibaca tipis karena  huruf isti’la’ (qof) berharokat kasroh.

2. Ro' sukun karena waqaf, sebelumnya huruf Isti'la' sukun yang didahului  dengan huruf berharokat kasroh, contoh   القِطْرِ dan مِصْرَ

Untuk lafadz مِصْرَ ketika washol maka ro’ dibaca dengan tebal, sedangkan lafadz  القِطْرِ dibaca tipis sebab berharokat kasroh.

C.  Ro' Yang Dibaca Tarqiq

1. Ro’ yang berharokat kasroh, contoh : كَافِرِيْنَ 

2. Ro’  sukun, sebelumnya berharokat kasroh dan sesudahnya bukan  huruf Isti’la dalam satu kata’,  contoh وقَالَ فِرْعَوْنُ

atau Ro’  sukun, sebelumnya berharokat kasroh dan sesudahnya  huruf Isti’la tidak dalam satu kata’,  contoh : ولاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ

3.  Ro’ sukun karena waqof sebelumnya huruf  kasroh atau ya' sukun, contoh:
السَّرَا ئِرْ ,  عَلَي كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

4. Ro’ sukun karena waqof sebelumnya bukan huruf  Isti'la' dan sebelumnya didahului oleh kasroh , contoh باِ لسِّحْرِ

http://www.youtube.com/watch?v=GHyNkXcs7Ig